Imajinari.com – Anggota DPRD Garut Fraksi Partai Golkar, Fahad Fauzi, mengawali refleksinya soal HUT ke-80 Republik Indonesia dengan gaya yang tidak biasa.
“Kita ini katanya bangsa merdeka, tapi kadang masih ribut soal hal sepele dan lupa soal isi dapur. Kalau pahlawan dulu tahu, mungkin mereka bakal tepok jidat,” ucapnya sambil tertawa tipis.
Fahad mengingatkan, kemerdekaan sejati bukan hanya bebas mengibarkan bendera setinggi tiang, tapi juga bebas dari rasa khawatir besok makan apa, atau khawatir anak tidak bisa sekolah.
“Kalau rakyat masih pusing soal biaya hidup, berarti kita baru merdeka di spanduk, belum di kenyataan,” katanya.
Sebagai kader Golkar, ia menegaskan bahwa partainya lahir untuk menjaga keseimbangan: membangun tanpa melupakan persatuan, dan bersatu tanpa mengorbankan pembangunan.
“Kita ini bukan cuma mau bikin jalan mulus, tapi juga hati rakyatnya mulus. Jangan sampai rakyat punya aspal bagus tapi dompet bolong,” sindirnya.
Fahad juga mengkritisi fenomena politik yang sering bikin rakyat terpecah. “Beda pilihan boleh, tapi jangan sampai beda grup WhatsApp jadi alasan putus silaturahmi. Pahlawan dulu nggak mati-matian di medan perang supaya kita bisa saling blokir di media sosial,” ucapnya.
Fahad menyerukan agar peringatan kemerdekaan ini tidak berhenti di seremoni. “80 tahun Indonesia merdeka itu harusnya bikin kita lebih dewasa, bukan lebih sensitif. Panjat pinang boleh, tapi panjat juga kualitas hidup. Merdeka itu bukan hanya tentang teriak ‘Merdeka!’, tapi memastikan rakyat merasakan merdeka di dompet, pikiran, dan hati. Selamat HUT ke-80 Republik Indonesia, Merdeka!”. (*)
0 Komentar :
Belum ada komentar.