Homicide: Napas Perlawanan dari Bawah Tanah
Imajinari.com - Homicide adalah salah satu band underground legendaris asal Bandung yang dikenal karena gaya musiknya yang menggabungkan rap, hip-hop, dan metal dengan lirik yang sarat kritik sosial dan politik.
Dibentuk pada tahun 1994, Homicide telah meninggalkan jejak mendalam dalam dunia musik independen Indonesia, menjadikan mereka salah satu ikon perlawanan di skena bawah tanah.
Awal Karier
Homicide dibentuk oleh Morgue Vanguard (Herry Sutresna), Sarkasz (Aszy Syamfizie), Punish (Adolf Triasmoro), dan DJ Kassaf (Kiki Assaf).
Pada masa awal, mereka dikenal sebagai kelompok rapper yang mengusung tema sosial dalam lirik-liriknya. Namun, perjalanan band ini mengalami perubahan signifikan seiring waktu.
Dua anggota awal, Sarkasz dan Punish, memutuskan mundur. DJ Evil Cutz (Ridwan Gunawan) kemudian bergabung menggantikan DJ Kassaf, sementara Andre Vinsensius ditambahkan sebagai gitaris.
Formasi ini menjadi inti dari karya-karya ikonik Homicide yang dikenal hingga saat ini.
Perjalanan Musik
Sejak 1995, Homicide mulai tampil di berbagai tempat, membangun nama mereka di skena musik lokal.
Demo pertama mereka dirilis pada tahun 1998, menjadi langkah awal menuju perjalanan yang lebih besar.
Pada tahun 2002, Homicide merilis album debut bertajuk Godzkilla Necronometry.
Album ini langsung mendapatkan perhatian karena liriknya yang kritis dan penuh dengan referensi sosial-politik.
Dua tahun kemudian, mereka merilis album kedua, Barisan Nisan (2004), yang melanjutkan tema perlawanan dan kritik terhadap sistem.
Album terakhir mereka, IIIsurrekshun, dirilis pada tahun 2006. Album ini menjadi penutup perjalanan Homicide sebelum band ini resmi bubar pada tahun 2007.
Gaya Musik dan Lirik
Homicide menggabungkan musik hip-hop dengan beat yang gelap dan agresif, terkadang dipadukan dengan elemen metal.
Gaya lirik mereka sangat menonjol karena penuh dengan kritik terhadap isu-isu seperti ketimpangan sosial, kapitalisme, kolonialisme, dan korupsi.
Lirik-lirik Morgue Vanguard, sebagai penulis utama, sering kali menggunakan pendekatan puitis dengan menyisipkan referensi sejarah, filsafat, dan teori politik.
Hal ini membuat Homicide tidak hanya menarik sebagai band musik, tetapi juga sebagai medium edukasi dan penyadaran sosial.
Diskografi Homicide
Album Studio:
1. Godzkilla Necronometry (2002)
2. Barisan Nisan (2004)
3. IIIsurrekshun (2006)
Album Lainnya:
- Homicide - Demo Tape (1998)
- Hymne Penghitam Langit dan Prosa Tanpa Tuhan (Split dengan Balcony, 2003)
Kompilasi:
- "State of Hate" (Brain Beverages Compilation, 1998)
- "The Requiem" (Mempetisi Langit: Benefit Compilation for A Community Center, 2005)
- "Nekrodamus" (Healing Cancer Zine, 2005)
- "Siti Jenar Cypher Drive" (Profane Existence Zine #57, 2007)
Meskipun Homicide telah bubar, pengaruh mereka masih terasa kuat di kalangan musisi independen dan komunitas bawah tanah.
Morgue Vanguard melanjutkan kariernya dengan proyek-proyek baru, seperti Bars of Death, yang masih membawa semangat perlawanan khas Homicide.
Homicide tetap menjadi simbol bahwa musik bisa menjadi medium perlawanan dan perubahan sosial.
Dengan gaya unik dan pesan yang kuat, mereka telah meninggalkan warisan yang tak tergantikan dalam sejarah musik Indonesia. (*)
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.